Datum
Geodetik dan Sistem Koordinat
Datum
geodetik atau referensi permukaan atau georeferensi adalah parameter sebagai
acuan untuk mendefinisikan geometri ellipsoid bumi serta orientasi sumbu
koordinat terhadap tubuh bumi. Datum geodetik diukur menggunakan metode manual
hingga yang lebih akurat lagi menggunakan satelit.
1.
Parameter
datum geodetik
a) Parameter
utama, yaitu setengah sumbu panjang ellipsoid (a), setengah sumbu pendek (b),
dan penggepengan ellipsoid (f).
b) Parameter
translasi, yaitu yang mendefinisikan koordinat titik pusat ellipsoid (Xo,Yo,Zo)
terhadap titik pusat bumi.
c) Parameter
rotasi, yaitu (εx, εy, εz) yang mendefinisikan arah sumbu-sumbu (X,Y,Z)
ellipsoid.
d) Parameter
lainnya, yaitu datum geodesi global memiliki besaran yang banyak hingga
mencakup konstanta-konstanta yang merepresentasikan model gaya berat bumi dan
aspek spasial lainnya.
2.
Sistem
Koordinat
Koordinat adalah bilangan yang dipakai untuk menunjukkan
lokasi suatu titik di garis permukaan atau ruang. Informasi lokasi ditentukan
berdasarkan sistem koordinat, yang diantaranya mencakup datum dan proyeksi
peta. Posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua dimensi atau
tiga dimensi) yang mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu. Koordinat
dapat memudahkan kita dalam menemukan letak benda.
a)
Sistem Koordinat Kartesius
Sistem
Koordinat Kartesius terdiri atas sumbu mendatar (sumbu x) dan sumbu tegak
(sumbu y). Sistem koordinat Kartesius digunakan untuk menentukan
tiap titik dalam bidang dengan menggunakan
dua bilangan yang disebut koordinat x (absis) dan koordinat
y (ordinat) dari titik tersebut.
b)
Sistem
Koordinat Bola
Sistem
koordinat bola prinsip dasarnya adalah
sudut dan jarak
3.
Sistem Koordinat Geografi: Longitude dan Latitude
Dalam
geografi khususnya teknik pemetaan, terdapat sistem koordinat geografi. Sistem
Koordinat Geografi terdiri dari Latitude dan Longitude. Latitude (lintang) dan
longitude (bujur) adalah unit yang mewakili koordinat geografi. Setiap titik di
permukaan bumi dapat ditentukan oleh koordinat lintang dan bujur. Oleh sebab
itu dengan menggunakan garis lintang dan bujur, dapat ditemukan posisi hampir
setiap titik di bumi.
Lintang
memiliki symbol phi dan menunjukkan
sudut antara garis lurus di titik tertentu dengan bidang ekuator. Lintang
ditentukan dalam angka derajat mulai dari 0⁰ dan berakhir dengan 90⁰ . Garis lintang ini membagi bumi menjadi belahan bumi
utara dan selatan. Garis ekuator atau khatulistiwa berada di lintang 0⁰. Garis
lintang biasa digunakan untuk melihat penyebaran iklim di bumi.
Longitude
atau garis bujur memiliki symbol lamda. Garis bujur ini merupakan garis yang
menunjukkan bagian barat dan timur dilihat dari titik pangkal yaitu di
Greenwich Meridian. Garis bujur memiliki batas maksimum yaitu 180⁰ ke arah
timur dari GMT dan 180⁰ ke arah
barat dari GMT. Keduanya bertemu di garis International Date Line di sekitar
Pasifik.
Baik
Lintang maupun Bujur diukur dalam derajat dan dibagi lagi dalam menit dan
detik. 1⁰ garis
bujur jika diukur lapangan sama dengan 111,32 km. Satuan derajat bisa juga
disebut jam sehingga setiap derajat terbagi menjadi 60 menit dan setiap menit
terbagi menjadi 60 detik. Dalam penulisan letak astronomis contohnya 60º 23′
15”S, maka dibaca sebagai 60 derajat 23 menit 15 detik Lintang Selatan. Pada
sistem pemetaan internasional huruf U sebagai Lintang Utara diganti dengan
huruf N (North).
Kombinasi
antara garis lintang dan garis bujur akan membentuk suatu koordinat lokasi di
permukaan bumi dengan sumbu x sebagai garis lintang dan sumbu y sebagai garis
bujur dalam koordinat kartesius.
4.
Proyeksi Peta
Proyeksi
merupakan cara memindahkan garis paralel dan meridian dari globe atau bidang lengkung
menuju ke bidang datar. Proyeksi peta adalah suatu sitem yang memberikan
hubungan antara posisi titik-titik di permukaan bumi dan di atas peta.
Pemilihan
sistem proyeksi dipengaruhi oleh lokasi dan bentuk daerah yang di petakan,
tujuan pemetaan, unsur yang dipertahankan, tingkat kesulitan perhitungan, dan
keterkaitan dengan sistem pemetaan nasional.
a)
Proyeksi Azimuthal (Zenithal)
Proyeksi azimuthal merupakan proyeksi peta yang
menggunakan bidang datar sebagai proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola
bumii dan berpusat pada satu titik. Proyeksi azimuthal sering juga disebut
dengan proyeksi zenithal. Proyeksi azimuthal dapat dibedakan sebagai berikut:
- Proyeksi azimuthal normal, bidang proyeksinya bersinggungan dengan kutub. Jenis proyeksi ini paling cocok untuk menggambarkan daerah kutub
- Proyeksi azimuthal transversal, bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.
- Proyeksi azimuthal miring/oblique, bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara kutub dan equator
Ø Ciri-ciri Proyeksi Zenithal/azimuthal :
· Garis-garis bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub.
· Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang konsentris mengelilingi
kutub.
· Sudut antara garis bujur yang satu dengan lainnya pada peta besarnya sama.
· Seluruh permukaan bumi jika digambarkan dengan proyeksi ini akan berbentuk
lingkaran.
b)
Proyeksi Silinder (Cylindrical)

Proyeksi silinder
menggunakan bidang proyeksi berupa silinder yang menyinggung daerah permukaan
bumi. Proyeksi silinder cocok untuk menggambarkan wilayah luas dan wilayah
khatulistiwa atau lintang rendah
Ada beberapa keuntungan jika kita menggunakan proyeksi silinder,
diantaranya adalah
- Mampu menggambarkan daerah yang luas.
- Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa.
- Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus.
- Semakin mendekati kutub, semakin luas wilayahnya.
Jadi keuntungan
proyeksi ini yaitu cocok untuk menggambarkan daerah ekuator, karena ke arah
kutub terjadi pemekaran garis lintang.
c)
Proyeksi Kerucut

Proyeksi kerucut menggunakan bidang proyeksi berbentuk
kerucut yang menyinggung bola bumi. Proyeksi kerucut paling cocok digunakan
untuk menggambar daerah lintang 45º (lintang tengah). Proyeksi kerucut
dibedakan sebagai berikut
- Proyeksi kerucut normal, garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu paralel (paralel standar)
- Proyeksi kerucut transversal, sumbu kerucut berada tegak lurus terhadap sumbu bumi
- Priyeksi kerucut miring, sumbu kerucut membentuk garis miring terhadap sumbu bumi
Ciri-ciri Proyeksi Kerucut
- Semua garis bujur merupakan garis lurus dan berkonvergensi di kutub.
- Garis lintang merupakan suatu busur lingkaran yang konsentris dengan titik pusatnya adalah salah satu kutub bumi.
- Tidak dapat menggambarkan seluruh permukaan bumi karena salah satu kutub bumi tidak dapat digambarkan.
- Seluruh proyeksi tidak merupakan satu lingkaran sempurna, sehingga baik untuk menggambarkan daerah lintang rendah.

5.
Ukur Tanah
Dalam ilmu ukur tanah, permukaan bumi dapat diukur dan
dicari koordinatnya. Selanjutnya permukaan bumi yang telah diukur koordinatnya
tersebut digambarkan dalam bidang datar dengan suatu system proyeksi an skala
tertentu. Berbagai istilah yang ada dalam ilmu ukur tanah, yaitu:
·
Titik awal adalah titik yang paling
awal perlu diketahui, baik dengan definisi, diberikan ataupun diukur.
·
Titik ikat adalah titik yang
bersama-sama membangun kerangka dasar pemetaan baik secara horizontal maupun
vertical, dimana titik-titik ini tersebar keseluruh daerah pemetaan dengan
ketinggian yang setara.
·
Titik detil adalah titik yang
merupakan wakil dari suatu unsure baik alam maupun buatan manusia yang ada di
lapangan dimana nantinya akan digambarkan diatas peta. Titik detil harus
terikat oleh titik ikat yang terdekat. Missal: pojok suatu bangunan, tikungan
jalan, jembatan, dll.
·
Titik datum adalah suatu titik
fundamental yang didefinisikan secara astronom geodesi merupakan titik awal
(referensi) dari suatu perhitungan. Misal : Datum Genuk dan Datum Padang.
·
Benchmark (BM) adlah titik tetap
yang diketahui ketinggiannya terhadap suatu bidang referensi tertentu. Bentuk
dari BM ini terbuat dari pilar beton dengan tanda diatas atau disamping sebagai
titik ketinggiannya. Misal : BM,BPN, BM ITS, BM Pemkot, dll.
·
Permukaan air laut rata-rata (MSL)
adalah pengandaian bilamana permukaaniar aut dalam keadaan diam, permukaan air
laut dapat dianggap sebagai salah satu permukaan datum.
·
Nol normal adalah permukaan air laut
yang berubah menurut waktu, maka melalui suatu perjanjian dipilih ketinggian
dasar diatas muka laut dengan menganggap mempunyai tinggi nol (0.000m) yang
dinyatakan sebagai titik diatas pilar beton (BM) yang dibuat menurut kontruksi
yang kuat dan stabil.
·
Jarak datar (AB) adalah jarak yang
diukur diatas permukaan horizontal pengamat ke proyeksi titik lainnya diatas
horizon pengamat tadi.
·
Jarak miring (AB’) adalah jarak yang
dikur diatas permukaan tanahdari satu titik ketitik lainnya tanpa melihat
kemiringan tanahnya.
·
Garis nivo adalah garis yang tegak
lurus terhadap arah garis gaya berat dititik pengamatan.
·
Garis mendatar adalah garis lurus
yang menyinggung satu titik pada garis nivo.
·
Gais kontur adalah garis khayal yang
menghubungkan titik-titik diatas permukaan bumi yang sama ketinggiannya.
·
Bidang nivo dalah suatu bidang yang
arah gaya berat disetiap titik padanya selalu tegak lurus. Karena arah gaya
berat menuju pusat bumi, makabidang nivo akan melingkupi permukaan bumi secara
tertutup. Permukaan bumi tidakrata tergantung letaknya (tingginya) sehingga
akan terdapat banyak sekali bidang nivo.
·
Geoid adalah suatu bidang nivo yang
terletak pada ketinggian muka air laut rat-rata, sehingga secara teoritis geoid
akan berimpit dengan permukaan air laut rata-rata. Permukaan iar laut rata-rata
mengalami suatu penyimpangan-penyimpangan tetapi karena penyimpangan kecil
makanya ditiadakan.
·
Bidang referensi / bidang
datum adalah suatu bidang nivo tertentu diamana titik-titik mulai dihitung.
Missal geoid.
·
Tinggi suatu titik adalah jarak
tegak diatas atau dibawah bidang datum.
·
Beda tinggi antara dua titik adalah
jarak tegak antara dua bidang nivo yang melalui kedua titik tersebut.
6.
Skala Peta
Skala pada peta adalah perbandingan
antara jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya dari wilayah yang digambarkan
dalam peta. Ada beberapa cara untuk menunjukkan perbandingan antara jarak pada
peta dengan jarak sesungguhnya tersebut. Skala sangat berguna untuk menghitung
jarak antara dua lokasi di dalam peta, sehingga memungkinkan kita untuk dapat
langsung mengukur jarak dengan hanya melihat pada peta tanpa harus mendatangi
langsung lokasi dan mengukurnya.
Ø
Jenis-Jenis Skala Peta
Berdasarkan ukuran skalanya peta dibedakan menjadi lima, yaitu sebagai
berikut.
a)
Peta skala kadaster atau peta teknik dengan skala 1 : 100
sampai 1 : 5000. Peta ini biasa digunakan untuk pengukuran tanah.
b)
Peta berskala besar, yaitu peta berskala 1 : 5000 sampai 1
: 250.000. Peta ini umumnya digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif
sempit, misalnya desa atau kecamatan.
c)
Peta berskala sedang, yaitu peta berskala 1 : 250.000
sampai 1 : 500.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan wilayah yang agak
luas seperti pemetaan kabupaten atau kota.
d)
Peta berskala kecil, yaitu peta berskala 1 : 500.000
sampai dengan 1 : 1.000.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan daerah yang
luas seperti provinsi.
e)
Peta geografi berskala lebih dari 1 : 1.000.000. Biasa
digunakan untuk menggambarkan wilayah negara, regional, benua, atau dunia.
Ø
Bentuk-bentuk skala dibedakan sebagai berikut.
a)
Skala Verbal
Skala verbal adalah skala yang menunjukkan perbandingan jarak pada peta
dalam suatu kalimat langsung yang tegas. Contohnya, pada sebuah peta dituliskan
Skala 1 cm untuk 1 km. Ini berarti bahwa setiap jarak 1 cm dalam peta setara
dengan jarak 1 km pada jarak sesungguhnya. Contoh lainnya 1 inci = 1 mil,
artinya 1 inci di peta mewakili 1 mil di lapangan. Jadi, skalanya adalah 1 :
63.360 (1 mil = 63.360 inci).
b)
Skala Angka
Skala angka menunjukkan perbandingan jarak pada peta dalam perhitungan
angka. Skala ini paling lazim ditemui dalam kompilasi peta. Contohnya, pada
sebuah peta dituliskan Skala 1 : 1.000.000. Ini berarti bahwa setiap jarak 1
satuan jarak dalam peta setara dengan jarak 1.000.000 satuan yang sama pada
jarak sesungguhnya. Misalkan satuan yang digunakan adalah cm, maka 1 :
1.000.000 berarti setiap jarak 1 cm di peta mewakili jarak 1.000.000 cm atau
10.000 meter atau 10 km pada wilayah sesungguhnya.
Skala jenis ini dengan satuan centimeter telah dijadikan sebagai sistem
skala peta resmi internasional. Namun, ada pula beberapa negara yang
menggunakan satuan inci berbanding satuan mil. Beberapa negara tersebut antara
lain, Inggris dan negara-negara persemakmuran Inggris.
c)
Skala Batang atau Skala Grafis
Skala batang menggunakan batang garis lurus yang memiliki beberapa ruas
dengan jarak yang sama di antara ruas-ruas tersebut, seperti halnya garis
bilangan. Skala tersebut dapat pula berbentuk grafis (gambar) yang menunjukkan
jarak antarbagian.
Contoh:

Contoh Skala Batang atau Skala Grafis

Daftar
Pustaka
Wikipedia. 2017.
Koordinat kartesius.
Lukman. 2012. Sistem
Informasi Geografis.
(http://lukman-lukmanmurawai.blogspot.co.id/2012/03/sistem-informasi-geografis.html, diakses pada 9 Maret
pukul 11.53 WIB)
Geomatika. 2008. Istilah dalam ukur
tanah.
(https://geomatika07.wordpress.com/2008/03/16/istilah-dalam-ilmu-ukur-tanah/, diakses pada 8 Maret 2018 pukul 22.01 WIB)
Yulia. 2016. Ilmu Ukur Tanah.
(https://www.slideshare.net/yuliakausman/ilmu-ukur-tanah-45820748,
diakses pada 8 Maret 2018 pukul 22.19 WIB)
Miqdad. 2017. Proyeksi Peta.
Galuh. 2017. Proyeksi Peta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar